Minggu, 25 Desember 2016

Popi Ario Riski

Muhammad Setiawan

Assalamualaikum. Wr. Wb

MY STORY AND MY CHOICE
Saya Muhammad Setiawan, teman-teman ku biasa memanggilkan dengan sebutan wawan ataupun setiawan. Saya  lahir di musi banyuasin (muba) lebih tepatnya di desa daya utama. Saya adalah anak pertama di dalam keluarga sehingga saya dituntun untuk bisa berpikir lebih dewasa dalam berpikir dan juga menghadapi suatu masalah.
Saat saya berusia 3 tahun, saya dan keluarga saya pindah ke kota Palembang yang mana menjadi tempat tinggal saya hingga saat ini. Keluarga saya bisa dibilang keluarga yang awam terhadap ilmu agama sehingga membuat saya tidak begitu mengenal tentang agama itu sendiri.
Kami sering pindah rumah menyesuaikan sekolah saya. Ketika saya belum bersekolah saya tinggal di yayasan 2 tempat dimana ayah saya bekerja, disana kami berbagi kamar dengan teman kerja ayahku dan juga alat-alat kerja. Disana saya mengalami kejadian buruk, saya sempat sakit step (demam tinggi disertai kejang-kejang). Namun bukan hanya itu, sakit ku disertai dengan hal ghaib.
Saat saya beranjak masuk TK mawar melati, kami pindah ke gotong royong, disana saya berteman dengan orang yang bukan seusiaku (saya masih TK, sedangkan teman saya sudah smp) saya dikenal playboy saat TK karena ada 4 wanita yang suka dengan saya bahkan sudah berani bilang mau nikah walaupun masih TK, meskipun saya dibilang playboy oleh orang dewasa namun bagiku itu bagai anugerah, tak semua orang bisa menemukan jodoh secepat ini meski itu tidak akan bisa jadi kenyataan.
Kemudian saya melanjutkan pendidikan saya di SD N 66, SMP N 42, SMA Muh 5, dan hingga D3 di Politeknik Negeri Sriwijaya jurusan Teknik Komputer. Ketika masa SD saya mulai mengenal namanya game dan di masa smp hasrat ku terhadap game semakin menggila (kecanduan) hampir seluruh game online ku mainkan dari yang paling terkenal di Indonesia hingga yang tidak terlalu popular di Indonesia. Karna candu game saya juga sempat mengikuti berbagai pertandingan game online baik itu tingkat lokal hingga tingkat nasional. Namun beberapa kali saya mengikuti pertandingan tersebut tak ada satupun berhasil menjadi juara.
Lalu dimasa sma saya mulai berusaha menghilangkan candu game saya meskipun bisa dibilang sangatlah susah, seperti ibarat berusaha menciptakan sebuah pohon. Namun dimasa sma inilah saya mulai bisa mempelajari agama lebih dalam lagi memperbaiki sifat dan akhlak. Satu hal yang tak kusangka di sma ini bakal berkenal organisasi yang mampu membuka mata saya bahwa dunia ini bukan hanya sekedar  diri kita dan game semata, namun lebih dari itu. Kehidupan adalah dimana kita bisa saling berbagi, menolong, dan berjuang bersama dalam hal akhirat maupun dunia. IPM lah yang mengajarkan ku tentang hal itu yang dikenalkan melalui kakak kelas ku, M.Arafi atau kak arif, begitulah ku memanggilnya. Dialah menjadi jembatan ku untuk mengenal IPM. Namun itu tidaklah cukup, untuk bisa masuk IPM ada beberapa tahap yang harus saya lalui, dari tahap prestasi hingga keagamaan.
Dan pada akhirnya saya gagal masuk kedalam PR IPM SMAM5 namun begitu ada temanku yang memperjuangkan ku untuk masuk ke dalam IPM, dialah Putra dkk. Dialah yang membantuku untuk bisa masuk di PR IPM SMAM5 sebagai anggota PIP, itulah tombak pertama ku didalam IPM.
Perjuangan kami semakin terasa ketika saya masuk di PC IPM IT 2 kami harus bisa memajukan PC IPM tersebut tanpa dibekali ilmu TM1 dan juga pendoman Tanfidz IPM. Banyak tantangan yang kami hadapi, dari para orang tua tidak mengizinkan kami hingga beberapa orang disekitar kami membenci kami. Tapi, IPM tetaplah IPM, tak ada alasan yang kuat untuk kami bisa berhenti dari IPM, tak ada yang mampu menghentikan kami  untuk mengibarkan bendera dakwah muhammadiyah, sekali kaki melangkah tak ada yang bisa menghentikannya kecuali Allah.
Hingga saat ini saya masih berada di IPM, hanya karena satu tujuan, bendera dakwah harus terus dikibarkan dan tujuan Muhammadiyah harus terus dikerjakan.



 Sekian dulu,



             Nuun Walqolami Wamaa Yasthuruun
Wassalamu'alaikum. Wr. Wb

Juli Anggraini




Kala waktu itu...

Teringat kisah yang tak terlupakan sampai saat ini tepatnya 4 tahun lalu, awal mulanya aku menggenal ikatan ini. Teringat pada hari itu 3 gadis remaja yang baru beberapa bulan menginjakkan kaki di sekolah menengah atas (SMA) Aisyiyah 1 palembang, diajak untuk mengikuti sebuah kegiatan dan salah satu  gadis itu ialah aku juli Anggraini wanita kelahiran 9 juli 1997 yang dibesarkan di kota yang terkenal akan pempek dan ampera. Dan kedua teman ku itu ialah Nurul fitriani dan Yosi putri ayu arum sari. Hari itu kami diajak untuk mengikuti Musyawarah wilayah sumatera selatan untuk menggantikan mereka yang tidak bisa hadir dalamkegiatan tersebut. Kami yang sejatinya masih baru kenal dengan ipm sangat tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut dan langsung saja kami menyetujui ajakan dari senior kami untuk menggantikan mereka dalam acara tersebut.


Kami langsung mempersiapkan diri agar dapat mengikuti kegiatan tersebut yang berlangsung selama tiga hari dua malam. Tentunya karena kegiatan tersebut harus menginap dan juga kami harus dispen untuk tidak mengikuti pelajaran selama beberapa hari, kami mendapatkan kesulitan izin dari orang tua kami. Dan hampir saja kami gagal unutk ikut dalam kegiatan tersebut. Karena tekat dan keinginan yang kuat kami pun sepakat untuk saling bantu dalam hal meminta izin kepda orang tua. Cara ini akhirnya berhasil kami gunakan dan akhirnya kami ber tiga bisa ikut kegiatan tersebut.


Sesampai disana kami bertemu orang-orang yang sebelumnya belum pernah kami temui dan hebatnya lagi kami seakan dibuat takjub akan pemikiran-pemikiran orang-orang yang luar biasa ini. Kami yang bisa dibilang anak sore kemarin hanya bisa diam karena kami hanyalah orang baru. walaupun pada kegiatan itu kami hanya bisa diam tetapi Kami merasa sangat beruntung dapat ikut serta dalam kegiatan yang luar biasa itu, karena yang kami tau orang-orang yang ikut dalam kegiatan tersebut ialah orang-orang pilihan. Setelah kegiatan musyawarah wilayah itu kami terpacu untuk lebih semangat untuk ber IPM agar kelak kami bisa berada diantara orang-orang yang hebat itu.


Awal perkenalan yang tak akan pernah terlupakan oleh ku dan juga melalui ikatanku inilah awal mula proses hijrah  diriku untuk menjadi pribadi yang lebih baik, namun proses hijrah ku itu terjadi sejak 2 tahun yang lalu tepatnya saat aku ikut dalam kegiatan terbesar ikatan pelajar muhammadiyah (IPM) yaitu Muktamar ke 18 di Jakarta.


Saat ini hanya itu yang dapat aku ceritakan akan kisah ku di Ikatan ini, sebenarnya masih banyak lagi yang ingin aku ceritakan pada sahabat, namun mungkin dengan berkomunikasi secara langsung kita jauh lebih bisa berbagi cerita akan ipm. Salam kenal sahabat. ^_^




*jai

Tommy Panca Nugroho



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
 
Salam Hormat,


Perkenalkan nama lengkap saya Tommy Panca Nugroho dan nama panggilannya yakni "Tom" untuk kalangan luar dan "Mi" untuk kalangan dalam hehe.

Saya adalah anak ke-3 dari 3 bersaudara dan artinya saya terlahir sebagai anak bungsu. Saya lahir bertepatan pada tanggal 01 bulan Juni tahun 1998, dimana kala itu Indonesia sedang mencekam akibat tidak normalnya kondisi dari politik-sosial-ekonomi yang sedang terjadi, yang juga akhirnya berdampak pada masa "pertumbuhan masa bayi saya". Masa kecil saya sepenuhnya dihabiskan di kampung kota, saya turut merasakan beberapa permainan tradisional, tetap mengenal lingkungan permainan yang erat berhubungan dengan benda alam, namun tidak terlalu fanatik dengan kearifan lokal karena yaa kota sudah banyak kehilangan nilai-nilai lokalnya disebabkan budaya modernisasi hehe. Saya sangat suka sekali terhadap alat musik islami yakni Hadroh/Marawis, bisa buka youtube (Hadroh Habib Syech) dan saya juga hobby menunggangi kendaraan motor roda dua untuk sekedar melepas beban dengan berkeliling dengannya dan saya juga hobby main PES hehe. Walau postur saya yang bisa dikatakan besar (182 cm) namun saya sangat amat tidak menyukai hewan yang berbentuk lebih kecil dari ukuran telapak tangan saya, entah kenapa, geli hehe. Saya pulang di daerah "Talang Buruk Perumahan The Green Paradise Blok F6" nuhun kalo mau silaturahim hehe, dan saat ini saya aktif menjadi Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Indralaya) Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Jurusan Sosiologi, berjarak 32km dari Palembang hehe, itu jadi salah satu penyebab kalo suka tidak hadir di agenda IPM Palembang, hhee.

Btw, saya bukan orang yang pemalu namun saja ya kalau tidak kenal atau belum kenal wajar kalau tidak saling sapa hehehe, oleh karena itu mari ta'aruf lebih dalam.

Jenjang Pendidikan, TK (dibelakang SMP 03 Palembang), lanjut enam tahun di SD Negeri 17 Palembang, kemudiam tiga tahun di SMP Negeri 33 Palembang dan tiga tahun di SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Sebelumnya, sempat mengikuti test masuk ke SMA Negeri ** namun gagal, karena dikalahkan oleh 'mereka' yang punya sesuatu yang lebih, hehe. Tidak menyerah! Kemudian langsung segera mencari destinasi lain, akhirnya bertemulah diriku dengan dirinya (smamsa)

[08 Juli 2013] Resmi! Jadilah seorang pelajar yang bersekolah di Muhammadiyah.

Singkat cerita, tak lama setelah masa Forum Ta'aruf Siswa ( Fortasi),  diadakan acara pemilihan Bujang Gadis Muhammadiyah (BGM) smamsa, dengan modal nekad dan hasutan teman satu kelas serta iming-iming hadiah "tunai" wkwk, ikutlah diriku dengan modal suara sederhana dan balutan senar yang mengiringi sebagai bakat yang akan ditampilkan, semua berjalan dengan lancar, namun ya bom! kemudian setelahnya tidak menang~
-tidak apa masih kelas 10, hitung-hitung belajar tampil di depan orang lain-

Tidak lama dari kegiatan itu, diadakan kegiatan besar oleh IPM Ranting Smamsa, yakni Pelatihan Kader Taruna Melati Dasar (TM) yang diperuntukkan untuk kelas 11 dan kelas 10 terkhusus. Sebenarnya saya tidak terlalu bersemangat untuk mengikuti organisasi tersebut, karena saya menganggap hal itu akan menghambat proses belajar saya kedepan. Setelah serangkaian kegiatan dilaksanakan dan semuanya diikuti dengan saksama, tibalah kegiatan puncaknya yang bukan lain adalah Musyawarah Ranting. Bom! Sangat diluar dugaan, saya terpilih menjadi 1 dari 9 orang formatur dan 1 dari 2 orang yang masih kelas 10 dikala itu yang berhasil menyingkirkan banyaknya siswa-sisiwi Smamsa dikala itu.

-Fix 9 Formatur dan saya dipercayakan mengemban atau dijadikan sebagai ketua bidang kewirausahaan pada saat itu-


Setelah 1 Periode mengabdi, kemudian kembali lagi diadakan Musyawarah Ranting pada tahun 2014 yang akhirnya membuat sejarah baru dalam hidup saya, Alhamdulillah wa Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, saya terpilih dan dipercaya sebagai ketua umum IPM Smamsa, yang akan bertugas untuk menaungi ribuan siswa-siswi yang bersekolah disitu bersama rekan-rekan IPM lainnya, awalnya dirasa sangat terasa berat mengingat tantangan yang akan dihadapi kedepan, mulai dari orang yang tidak suka dan yang memusuhi, kemudian berusaha mencoba merangkul keseluruhan anggota, membuat dan melaksanakan program kerja, menyelesaikan dan memecahkan konflik internal maupun ekaternal, menjaga agar tetap berhubungan baik dengan warga sekolah terkhususnya guru, dan terlebih lagi smamsa yang terbelah menjadi 2 gedung yang acap kali terjadi perbedaan ideologi.

-Tidak pernah terbesit ingin menjadi seorang pemimpin dikala itu bahkan masuk ke smamsa pun karena tidak lulus sekolah yang ditargetkan di awal-

Ini takdir Allah? Ini mungkin jalan Allah.
Karena memang sebelumnya saya masuk dalam kategori "Separatis" di kalangan remaja, yang jauh dari nilai budaya bangsa.


1 periode berlalu,
sangat banyak hal yang telah dilewati,
menyadarkan saya pada satu hal,
ini belum seberapa dibanding mereka yang telah lebih dari sekedar ini diluar sana.
#Respect

Intinya, saya sangat berhutang budi terhadap IPM dan sangat banyak sekali.

IPM, bongkar kehidupan kelam saya.
IPM, menjadi cambuk yang keras untuk saya berubah lebih baik.
IPM, insyaallah selalu bermanfaat.
Aaamiiinnn

Riwayat IPM:
1. Ketua Bidang Kewirausahaan IPM Ranting SMA Muhammadiyah 1 Palembang (2013-2014)
2. Ketua Umum IPM Ranting SMA Muhammadiyah 1 Palembang (2014-2015)
3. Anggota Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI) PC IPM Ilir Timur 1 Palembang
4. Anggota Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) PD IPM Kota Palembang


Syukron Kaatsiroon telah berkenan membaca ini, sadar banyak kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan ini, oleh karenanya saya memohon maaf dan kepada Allah saya memohon ampun.

Manusia biasa, yang selalu salah, tegurlah dan rangkulah bila telah jauh dari arah yang semestinya☺


Akhirull Qalaamm

Nuuuumnnn Walqolamii Wamaa Yasthuruuunn
Wassalamualaimum Warahmatullahi Wabarakatuh

Minggu, 18 Desember 2016

Khairun Nisa

Assalammualaikum. Wr. Wb

Selamat malam
 
Jujur saya sngat bingung harus mulai dari mana


Baiklah nama saya Khairun Nisa saya lahir di palembang tanggal 27 Okttober 1997 
Saya mahasiswa aktif di Politeknik Negri Sriwijaya yang sekrang sudah semester 3

Riwayat organisasi saya di IPM awalnya saya ikut IPM Ranting di SMK Muh 1 Palembang saat itu saya  kelas 2 SMK. Pertama kali saya mengikuti Musyran di SMK niat nya karena ingin lebih deket lagi dengan kakak-kakak dan mbak-mbak senior paskibra yang pada saat itu mereka semua hampir rata-rata ikut PR IPM SMK

Karena saya sering kmpul dengan mereka dan saya juga sering ikut bantu-bantu kegiatan ipm saat itu, akhirnya saya pun mengikuti Musyran pada bulan oktober kalo ngga salah dan saya mencalonkan diri sebagai ketua bidang PIP

Entah kenapa pada saat itu saya tertarik dengan bidang PIP

Dan ternyata berdasarkan hasil pemilu saat itu ternyata saya msuk ke daftar nama 9 formatur


*sebagaian teks hilang*




Nuun Walqolami Wama Yasthuruun
Wassalamualaikum. Wr. Wb

Rendy Arista



Assalamu’alaikum Warrahmatullahi wabarakatuh. (Jawab yaa.. jangan di baca doank)

Bissmillahirrahmannirrahim.
Terima Kasih sebelum nya untuk seluruh pengunjung sekaligus pembaca setia Blog PD IPM Palembang.


Warning..!!!
Bagi temen-temen yang phobia dalam hal membaca, saya saran kan agar stop sampai disini.


Baik.. Untuk temen-temen yang senang dalam hal membaca saya persilahkan.
Dalam Blog ini saya akan goreskan tinta pena saya yang Insya’Allah akan menjadi nilai manfaat dan motivasi bagi para pembaca, yaitu mengenai Otobiografi ( Ingett ya temen-temen, Kalau Otobiografi itu beda dengan Biografi.. Otobiografi itu di tulis sendiri, sedangkan Biografi dituliskan oleh orang lain )
Pada dasar nya Otobiografi itu berisi menjadi 7 bagian, yaitu :
  1. Asal usul
  2. Fisik
  3. Masa Kecil
  4. Pendidikan
  5. Cinta
  6. Proses Menuju Dewasa, dan
  7. Saudara/Kerabat/Keluarga/
Namun, dalam Blog ini saya hanya akan menuliskan 4 point saja, yaitu Asal usul, Keluarga, Pendidikan, dan Proses menuju dewasa bersama IPM.

Okeyy..
Di point pertama yaitu
1. Asal usul.
Perkenalkan nama yang dulu nya bukanlah apa-apa bagi Dunia, Negara maupun Kota.. Nama saya adalah Rendy Arista, lahir dari rahim seorang wanita perkasa.. dari ia kecil yang sudah di tinggalkan oleh Ibu nya dan Ayah nya yang menikah lagi, nama nya adalah Yuliani Azmi, ialah sosok wanita yang membuat saya tak henti-hentinya memeras keringat dan berdo’a berharap untuk memberikan hasil dari jerih payah perjuangannya, ialah yang ku sebut dengan panggilan “ Ibu “ .
Kemudian hidup dan tumbuh dari hasil keringat sosok pria yang bernama Suherman, ialah yang biasa ku panggil dengan panggilan “Ayah”. Lahir di Jalan Tembok Baru, lorong Sikumbang 9/10 Palembang Sumatera Selatan pada tanggal 4 Agustus 1998, yaa tahun dimana Indonesia diriuhkan oleh aksi demo untuk menurunkan sang Bapak Presiden. Baru 3 hari saya menghirup nafas segar di Palembang akan tetapi sudah di bawa merantau ke negeri orang oleh orang tua saya ke Kosambi Tanggerang.
    2. Saudara
Saya anak kedua dari 3 bersaudara, yang pertama bernama Renni Anggraini, yang kedua saya Rendy Arista, dan yang ketiga Khoirunnisa yang masih duduk di kelas 4 SD. Yaa.. saya anak pria satu-satu nya yang paling ganteng.
3. Pendidikan
Setelah saya mulai tumbuh, saya di sekolahkan di MI Darul Ilmi Cengklong Tanggerang, entah kenapa mulai dari saya duduk di bangku TK, hingga sekarang berstatus Santri di Kampus Al Azhar Rumah Gemilang Indonesia saya berfikir bagaimana agar saya tidak mengganggu aktivitas kerja orang tua saya atau bisa di katakan mandiri. Pada saat saya duduk di bangku TK, saat siswa siswi lain sedang merasakan indah-indah nya kasih sayang dan manjaan dari orang tua, pulang dan pergi sekolah yang di antar jemput, namun saya hanya bertemankan langkahan kaki untuk pergi dan pulang sekolah. Bahkan... ketika Wisuda kelulusan TK, saat seluruh orang tua sibuk untuk merapikan baju dan toga anak nya dengan rasa haru dan bangga kepadanya, tak ada satupun orang yang berada di samping saya walau hanya sekedar berbagi rasa bahagia saat Wisuda.. Namun.. kebahagiaan saya bukan hanya disitu, saya sudah merasa bahagia ketika sang Ibunda sudah pulang dan tertidur lelap dengan senyuman letih nya, dan sang Ayah yang sudah pulang dari aktivitas ngojek nya, yang kemudian ke dapur untuk memasak nasi goreng spesial nya, itu sudah lebih dari cukup untuk membuat ku tersenyum lepas.
Setelah itu saya lanjutkan jenjang pendidikan saya di MI Darul Ilmi Cengklong Tanggerang, yaa masih pada komplek yang sama hanya saja sedikit bergeser kedepan. Namun ketika saya beranjak ke kelas 3 MI, kesehatan sang kakek mulai menurun dikarena rasa cemas dan khawatir terhadap Ibunda saya dan berharap agar dapat tinggal di Palembang lagi, dan pada akhir nya saya beserta keluarga tinggal di Palembang dan saya melanjutkan pendidikan saya di SD Negeri 85 Palemabang.
Setelah lulus dari SD, saya memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikan saya di SMP Negeri 35 Palembang, saya coba penuhi segala persyaratan yang dibutuhkan untuk bisa ikut dalam proses tes tersebut dan Alhamdulillah saya lulus.
Namun sayang nya ketika saya duduk di bangku kelas 7 saya tidak dapat memanfaatkan waktu saya dengan baik, saya terseret arus deras dari pergaulan yang kurang baik, saya mulai mengenal rokok, tawuran, tapi Alhamdulillah saya tidak ikut-ikutan dalam hal bolos sekolah, karena saya sadar bahwa orang tua saya bekerja susah payah bukan untuk ini... tapi untuk KESUKSESAN saya dan ia tidak menginginkan anak nya SAMA sepertinya.
Keesokan hari nya saya mulai perbaiki sedikit demi sedikit keburukan itu, mulai dari melepas rokok dan ikut-ikut tawuran, dan Alhamdulillah setelah saya duduk di bangku kelas 8, saya mendapatkan rangking 3.. Namun entah kenapa rasa emosional saya tak begitu mudah untuk instan di ubah.. ketika di usik begitu mudah saya meronta-ronta untuk memukuli orang tersebut, al hasil ketika duduk di kursi kelas 9 rangking saya menurun lagi.
Dan setelah lulus dari SMP Negeri 35 Palembang, saya memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikan saya di sekolah Islam lagi, pada akhirnya saya bertemu dengan sekolah yang sesuai sekali dengan apa yang saya inginkan yaitu SMK Muhammadiyah 3 Palembang, sekolah yang benuansa Islami dan mempunyai jurusan Jasa Boga, yaa jurusan masak-memasak.
Yaa.. Masih seperti biasa, saya lakukan proses pendaftaran di sekolah tersebut dengan bertemankan langkahan kaki saja, berusaha memenuhi segala persyaratan yang di tentukan. Kemudian Alhamdulillah  saya di terima walau ada sedikit kata-kata yang lucu dari Almh. Ibu Mauly (TU sekolah) “ sendiri terus Rendy.. orang tua nya masih ada kan” sontak saya pun langsung menjawab “Alhamdulillah, masih ada bu“.
3. Proses menuju Dewasa bersama IPM
Disini awal mula saya bertemu dengan yang di beri nama IPM, yaitu proses MOS ( Masa Orientasi Siswa ) namun di sekolah Muhammadiyah di sebut dengan FORTASI (Forum Ta’aruf Siswa), di sini saya mulai di kenal kan dengan apa itu IPM oleh Bapak Leyyo Hunter, S.E selaku Pembina dari Pimpinan Ranting SMK Muhammadiyah 3 Palembang, lalu sesampai dari itu saya mulai mengorek informasi tentang pengurus-pengurus yang ada di IPM, Waww.. Mencengangkan sekali, seluruh pengurus yang ada di IPM adalah orang-orang yang mempunyai kualitas dalam hidup nya, seperti rangking yang di atas rata-rata, kemudian mempunyai bakat yang berkualitas pula di bidang masing-masing, mulai dari situ.. saya makin tertarik dengan aktivitas yang di lakukan oleh pengurus IPM, dan saya makin penasaran akan ada kegiatan apa lagi yang selanjutnya yang akan di lakukan oleh pengurus IPM.
Maka dari itu saya mencoba untuk mengikuti proses open recriutment yang digelar oleh pengurus IPM, kemudian Alhamdulillah saya terpilih sebagai Sekretaris Bidang ASBO (Seni Budaya dan Olahraga), setelah lama-kelamaan saya aktif di IPM, saat saya mulai nyaman bersama IPM, ada banyak hal yang menjadi lika-liku yang mencoba menghambat perjuangan saya di IPM. Mulai dari orang tua yang melarang, siswa siswi yang tak suka dengan IPM, bahkan ada juga para pengajar yang tak begitu tau tentang IPM namun begitu mudah untuk tak menyukai aktivitas IPM sehingga melarang siswa dan siswi untuk izin aktif di IPM walau hanya sekian detik pada jam pelajaran nya.
Di sinilah saya mulai belajar apa yang tak diajarkan oleh guru yang ada di kelas formal. Sebuah pelajaran hidup, yang semua pelajar belum tentu bisa mendapatkan nya, hanya orang-orang terpilih lah yang mampu sanggup bertahan di IPM, bukan hanya sekedar melambai-lambaikan nama dan jabatan agar dapat terlihat di permukaan, namun bagaimana dapat mengemban amanah sesuai dengan yang diajarkan oleh Rosulullah dan tentunya menjadikan organisasi tersebut menjadi lebih baik dibawah kepemimpinan nya.
Selain itu saya juga aktif di Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Setelah itu naik ke jenjang selanjut nya yaitu Pimpinan Cabang, Alhamdulillah saya terpilih menjadi Ketua Bidang ASBO, dan di periode selanjut nya Alhamdulillah juga terpilih sebagai Ketua Umum PC IPM SU II/Plaju, disinilah.. ketika saya menyandang jabatan sebagai Ketua Umum saya merasakan beban yang makin berat untuk bisa menaungi 6 sekolah dalam keadaan masih sekolah dan itu adalah kelas 12, temen-temen pasti tau bagaimana sibuk nya ketika berada di kelas 12, apalagi SMK.. Yang buanyyaakk banget ini itu nya, di tambah lagi Ibu dan Ayah yang selalu bercerutu karena keseringanku tak berada di rumah.. Kadang begitu sakit apa yang saya rasakan ketika orang tua saya berkata tentanng IPM.. Padahal Ibunda ku tau bahwasan nya dengan IPM lah saya mampu menjadi lebih baik, namun Ayahku yang siang dan malam bekerja demi keuarga ku yang tak tau betul apa itu IPM tapi begitu keras melarang ku, yaa saya tau itu semua karena ia begitu sayang pada ku, ketika saya begitu memforsir waktu dan tenaga sehingga begitu berwajah letih di hadapan mereka. Tapi Alhamdulillah itu semua bisa di lewati, dengan ilmu dan berbagai pengalaman yang di berikan oleh IPM dengan tulus pada saya, perlahan Ayah ku pun mulai tau dan mengerti bagaimana anak nya mampu berkembang dengan baik karena IPM.
Saya coba mengkonsep waktu yang padat tersebut dengan sedemikian rupa, lalu tanpa ada henti mengucapkan rasa syukur kepada sang pencipta dan pengatur pola dunia, semua nya terlaksana dengan baik, mulai dari proses MUSYDA yang terpilih menjadi Ketua Bidang Advokasi, kemudian juara harapan 1 Uji Komptensi (UK) Jasa Boga, hafidz juz 30 dan bisa mengenyam beasiswa kuliah walau hanya setengah tahun.
Itu semua Karena IPM dan semangat ku untuk terus maju pantang menyerah melewati setiap lika-liku ujian hidup, saya percaya bahwa hidayah itu ada dan akan menghampiri jika kita ingin dan berusaha menghampirinya. Dan saya percaya jika dulu saya tak di perkenalkan oleh sang kholiq dengan IPM.. Mungkin saya takkan bisa melewati dunia setegar ini, berguna untuk ummat sampai saat ini, karena IPM bagai ruh yang menyatu pada jasad saya, bagai darah yang terus mengaliri tubuh saya, memberi nafas untuk tetap memotivasi sang jantung untuk tetap berdetak meski selalu ada penghambat yang melintas mengganggu arus deras nya untuk tetap maju melesat. Karena hidup itu bukan tentang seberapa banyak rasa pedih yang kamu rasakan tapi tentang bagaimana kamu bisa melewati nya dan memetik hasil nya.

Mungkin itulah sedikit ringkasan dari buku Otobiografi yang saya tulis, ( sedikit ??? hehe.. iya menurut buku saya “ baru setengah ons dari sebagian buku yang saya tulis )

Terima kasih telah membaca nya hingga akhir.






Nuun Walqalami wamayasturuun.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh